BANDUNG – Sebanyak 272 Kepala Sekolah di Kota Bandung mengikuti kegiatan Implementasi Kepramukaan Dasar tingkat SD di Cantigi Camp Cileunyi, Kab. Bandung pada 4-5 Agustus 2023 lalu. Kegiatan ini sebagai pelatihan untuk implementasi pendidikan karakter terhadap peserta didik.
Kepala Bidang PPSD Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bambang Ariyanto mengatakan tujuan kegiatan agar pendidikan karakter dapat diimplementasikan di sekolah sesuai dengan regulasi Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
“Salah satunya, seiring dengan digulirkannya kurikulum merdeka maka penerapan Profil Pelajar Pancasila ke dalam pendidikan kepramukaan dengan enam pilar di antaranya berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,” kata Bambang disela-sela kegiatan, Jumat (05/08/2023).
Adapun metode kepramukaan yang akan digulirkan di SD Kota Bandung di antaranya pengamalan kode kehormatan atau Trisatya dan Dasa Dharma; belajar sambil melakukan; sistem berkelompok; menarik dan menantang; kegiatan di alam terbuka; sistem tanda kecakapan; sistem satuan terpisah; dan kehadiran orang dewasa.
“Pada momentum ini, kami ingin seluruh Kepala Sekolah sebagai ketua Mabigus di satuannya untuk melakukan langkah agar Pramuka di SD semakin berprestasi dan berkualitas,” jelasnya.
Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jajang Hernawan menambahkan, sebagai catatan dan perlu digarisbawahai bahwa yang tepat adalah Pendidikan Kepramukaan sebagai Ektrakurikuler Wajib bukan Gerakan Pramuka sebagai Ektrakurikuler Wajib.
“Sehingga para kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran sekaligus sebagai Mabigus mampu menerapkan 3 (tiga) model yaitu Model Blok, Model Aktualisasi dan Model regular dengan tepat,” jelas Jajang.
Kepala SDN 023 Pajagalan Bandung, Nedi Sunardi mengungkapkan, kegiatan Kepramukaan yang diikuti oleh seluruh Kepala Sekolah sangat menarik dan menyenangkan. Tentu banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bisa dibawa serta diterapkan di sekolah.
“Alhamdulillah seru, banyak ilmu yang bisa dibawa ke pangkalan berbasis sekolah banyak juga inovatif untuk permainan, meningkatkan kecerdasan, kualitas skill anak-anak dan mendukung Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Nedi.
Hal senada pun disampaikan Kepala SDN lainnya, Mariyani Suryadi bahwa kegiatannya seru karena banyak permainan untuk pendidikan karakter, kerja sama, gotong royong, kedisiplinan, berpikir kritis dan banyak manfaat yang bisa diterapkan kepada peserta didik.
“Kesan dari kegiatan ini seru dan mengasyikan. Tentu banyak manfaatnya mulai dari kebersamaan, pengetahuan penerapan kepramukaan atau pendidikan karakter di sekolah kepada anak didik,” ujar Mariyani.
Selama dua hari, seluruh peserta mendapat materi kepramukaan termasuk tugas dan fungsi, diskusi hingga materi penguatan karakter yang bisa diimplementasikan di sekolah masing-masing.
Kegiatan lanjutan akan dilakukan pengutaan kepada para PKS Kurikulum, para guru pengampu pendidikan kepramukaan, sehingga pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan bisa terlaksana dengan tepat sasaran.***
Pengelolaan Ekstrakulikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan (EWPK) pada implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar dikelola oleh guru yang bekerja sama dengan pembina Pramuka dan menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah.
Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator EWKP (blok dan aktualisasi), sedangkan pembina Pramuka sebagai konsultan penerapan metode dan Teknik kepramukaan.